Learning the past Managing the present Shaping the future

Kamis, 21 Juli 2016

Mengukir Cita Wujudkan Asa Bersama Xpedia



Perjalanan ini dimulai sekitar 22 Juli 2015 silam, kala itu aku dengan polosnya mengantre di kantor pelayanan SIM demi mendapatkan SIM C biar ga kena tilang-tilang lagi kayak Otong dan Pak Pol. Aku tiba pukul enam tepat namun nampaknya yang laen udah pada datang sebelum subuhan, buset rame amat nih tempat, udah aku bela-belain ga sarapan juga. Akhirnya setelah sekian lama bosan mengantre aku mulai penat, butuh seseorang minimal bisa diajak ngobrol, beruntung gerbangnya masih buka pukul delapan, yang artinya bisa kutunggu dengan mengobrol santai dengan seseorang yang sepertinya aku pernah kenal, “Mas, ngantri SIM juga tah?” tanyaku membuka percakapan, “Hmm, iya mas, ini mas juga?” jawabnya. “Iya, baru pertama ngurus ini jadi masih harus tes teorinya hehe” jawabku. Setelah cukup lama basa-basinya aku menanyakan tempat kuliah beliau, “BTEWE ini Mas masih kuliah tah?”, “Hmm, iya ini barusan lulus kemaren lewat jalur tulis kok” sahutnya. “Wah selamat ya mas, keterima dimana?”, kakak itu menjawab, “Alhamdulillah di STEI ITB mas”, (ini asumsi aku belom ngerti betapa gilanya STEI ITB itu, jadi respon ku agak biasa aja).
Kebetulan yang aku tahu hanyalah betapa hebatnya ITB itu beserta lulusan-lulusannya. “Wah keren mas bisa tembus ITB, dulu gimana caranya biar bisa lolos PTN keren gitu, pasti sampeyan sregep sinau ya?”, tanyaku. “Ya enggak juga se, dulu waktu SMA aku males-malesan, Nilai juga pas-pasan”, jawabnya. “Dulu samean SMA mana?, SMP mana?”, tanyaku penasaran karena rasanya pernah melihat wajah laki-laki ini. “aku dulu SMA 3, dulu SMP 1”, Aku langsung menyela, “Mas Habib tah ini?”, “Loh kok tahu?”, tanyanya heran. “Ya dulu sempat lihat Mas waktu di SMP di Ruang Tatib”. Oke setelah cukup lama temu kangen dan ngobrol hal-hal ampas penting, Mas Habib memberitahukan rahasianya bisa lolos SBMPTN, beliau membeli voucher dari Zenius dan secara intensif belajar dari sana, “wah, zenius apaan mas? Kayak bimbel gitu?” tanyaku. “Bukan bro, zenius tuh revolusi belajar dasyat, awakmu (kamu) bisa bener-bener ngerti konsep materi, nggak ngapal, bisa akses kapan aja dimana aja, pokoknya enak dah kalau belajar pakek zenius” Jawab Mas Habib. Seusai perbincangan panjang kami berdua menjalani tes SIM, namun sayang Mas Habib harus kembali bulan depan karena jatoh waktu tes praktek di belokan (ngakakk).
Aku pulang dan mencoba saran Mas Habib untuk belajar menggunakan Zenius, kucoba akses Zenius.net , kulihat banyak konten video yang berisi materi ringkas dengan suara tutor, eh tapi kok Cuma bisa video awal doang ya, ternyata biar full tuh harus beli premium. Gua penasaran sama video-video yang belum bisa diakses itu, kayaknya menarik. Akhirnya gua nyoba cari info di mana bisa beli voucher zenius tersebut. Ternyata bisa tuh dibeli di satu gerai alat tulis besar di kota ku, Awalnya aku Cuma bawa 400.000 soalnya mau beli voucher untuk satu tahun, waktu di sana mbak reseller nya njelasin banyak tentang manfaat dan kelebihan belajar dari zenius. Aku berpikir ulang untuk membeli satu paket Xpedia 2.0 dengan pertimbangan kualitas akses dan keterbatasan koneksi internet di rumah, yang tentu aku harus menambah biaya. Aku pulang di tengah hujan sore itu, berharap orang tua ku menyetujui untuk membeli Xpedia, setelah rundingan cukup lama dan merengek cukup menyentuh akhirnya aku menuai kesepakatan dengan orang tuaku, beliau akan membelikannya dengan syarat aku harus bisa membuktikan keberhasilan dengan produk yang ku beli itu.
Secercah tanggung jawab nampaknya harus kuemban demi suksesnya langkahku dengan tidak mengecewakan orang tua ku. Apalagi orang tuaku sudah pensiun dan tinggal menikmati sisa-sisa hari senjanya, berharap aku bisa membahagiakan keduanya sebelum tiada :’( , Setelah aku kembali berangkat untuk membeli paket Xpedia, aku segera membuka banyak konten di dalamnya. Aku suka dengan pendekatan dan metode belajar di zenius, fokus pada konsep, mudah di ingat dan diaplikasikan, dan tentu bisa diakses kapan dan dimana ajah. Awalnya aku membuka konten zenius learning guide, disitulah awal kali aku dengar suara Bang Sabda yang kharismatik dan teriang-iang sampai detik ini.
Kubuka tips2 belajar mulai awal sampek akhir, bener-bener luar biasa. Di awal-awal konten aku mulai paham bahwa metode belajarku selama ini salah total dan wajib berubah, selama ini aku banyak ngapal materi, rumus, cara cepat bikin contekan dll. Waktu Bang Sabda bilang bahwa cara belajar yang benar dengan pendekatan konsep, pemahaman menyeluruh dll, rasanya aku ngerasa udah telat belajar sejak bulan bulan ini, dikarenakan metode pemahaman yang kuat tentu harus dengan latihan terus-menerus dan konsisten. Aku coba buka video tentang learning guide bagian konsep diri ( https://www.zenius.net/c/382/self-concept ), Thanks bang, INI BENER2 WORKING BANG!! ,yang ternyata semua ini tergantung sama diriku sendiri menganggap diri ini kayak gimana, banyak contoh2nya mulai anak yang dibilang bodoh, dodol dsb. Terus-terusan sama anak yang selalu disupport, walau sebenernya anak yang dodol itu aslinya pinter karena dibilang dodol terus2an dan akhirnya dia ngerasa bahwa dirinya emang dodol, imbasnya, ya akhirnya dodol beneran. Sedikit contoh itu akirnya gua ngerasa bahwa hebat nggaknya gua tergantung gimana cara gua ngenilai diri sendiri, mulai mensugesti diri, menyoraki diri sendiri, menganggap diri pasti hebat, pasti bisa dll.
Selain prinsip konsep diri (self concept), hal yang menurut gue ngaruh banget sampek saat ini adalah waktu Bang Sabda njelasin tentang ilmu time management (baca : https://www.zenius.net/c/390/time-management )  aku bener2 ngerasain manfaatnya mulai menilai skala kegiatan yang sekiranya urgent dan penting, mengklassifikasikannya, sampai menilai perilaku benar dan salah yang bener2 ngaruh sama kegiatan ku sehari-hari, misal kayak prisip awal pencapaian target yang dicanangkan, oke sejak kelas 11 aku memang punya mimpi bisa masuk ke ITB, tapi aku juga sadar kalo masuk situ ga segampang nyari upil pakek kelingking. Masak iya udah gaada jalur mandiri, kuota dikit, passing grade aduhai pula. Sejak data-data itu berterbangan di mimpiku aku jadi takut milih ITB. Tapi Bang Sabda bilang kalo gaada yang gamungkin kalo lo mau berusaha, ya setidaknya Tuhan menyeru kita untuk mencoba , tanpa mencoba peluang akan menjadi nol. Dan asal kita mau konsisten dengan prinsip belajar yang bener gaada yang ga mungkin dah buat kita ngerjain dan lolos SBMPTN. Naaah dari sini gue terapin deh tuh konsep target, kalo gue udah nargetin bisa tembus ITB, ya maka sementara target belom tercapai ya sebisa mungkin hilangkan variabel-variabel yang tidak ada hubungannya dengan cita-cita tersebut, akhirnya sejak saaat itu aku bener-bener selektif ikut kegiatan, jarang banget aku maen sama temen-temen, HP gua sengaja kutitipin orang tua biar bisa fokus belajar, dan hal-hal yang bisanya cuma bikin baper, envy dan bete sebisa mungkin gua lupain, walau emang gua fakir asmara yang kronis.
Bagian yang paling memotivasi tuh dari video zenius yang tentang finding goal and motivation ( https://www.zenius.net/c/381/goals-and-motivation ), hal yang paling ku inget tuh yang waktu Bang Sabda nyoba “ngancem” para muridnya kalo mereka nggak niat belajar ato males-malesan belajar, pasti bakal kalah sama yang udah belajar sejak dari bulan-bulan lalu bahkan tahun lalu, sedangakan aku sendiri masih mengikuti program zenius bulan Agustus (9 Bulan sebelum SBMPTN), dan banyak kesibukan laen kayak try out, ujian praktik, Uas, Unas dll. Namun tetap berdasar prinsip pencanangan target, apa yang kucitakan adalah ITB, so aku harus menemukan metode supaya bisa lolos kesana dong, dengan asumsi nilai rapor ku yang pas-pas an bakal susah banget kayaknya kalo lewat jalur undangan, allhasil karena ITB gaada mandiri, aku harus berjuang mati-matian di SBMPTN. Dan,, Bang Sabda bilang “Pokoknya Gua Ga Mau Denger Lo Nyesel......, Bayangin Ntar Sekitar bulan juni lu lihat di koran ato internet pengumuman PTN dan tulisannya, ‘Maaf, anda dinyatakan tidak lolos’, inget tuh kejadiannya”, sejak gue ngebayangin hal itu aku bener2 takut, eh tapi katanya takut juga bagus buat motivasi loh, bahkan bisa jadi sumber motivasi yang terbesar dari ketakutan itu sendiri.
Lanjut terus, di bagian selanjutnya adalah waktu Bang Sabda nerangin gimana cara supaya kita bisa mencintai belajar (https://www.zenius.net/c/386/important-thinking-tools), dari yang awalnya males-malesan, belajar asal-asalan , ato belajar tapi karena terpaksa. Akhirnya ku terjang habis dengan kesadaran pentingnya belajar dan entar di masa depan yang justru dibutuhkan adalah gimana skill2 dasar kita bisa diaplikasikan dengan baik, seperti berpikir dengan benar, kreatif, inovatif, solutif dll. Dari situ lah merembet ke saran dari Bang Sabda untuk memilih jurusan yang mendasar2 seperti Mipa murni, filsafat, atau planologi. Toh kalau misal kita ingin menambah keahlian spesifik bisa kok mengambil kuliah ekstra, atau kursus-kursus tertentu. Setelah aku pikir secara matang-matang dengan menyesuaikan bakat, minat dan kepribadian ku. Sejak kecil emang aku suka menggambar, dan mengabstraksi. Emang dulu cita2 waktu TK maunya jadi astronot, Waktu SD berubah pikiran jadi arsitek, SMP-SMA jadi PNS golongan 3 dan banyak laennya. Aku liat di ITB jurusan yang paling cocok buat aku tuh SAPPK (Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan), disamping ada teknik arsitektur yang menjadi inceran utama, seenggak-enggaknya kalo merosot masih ke jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota yang mana aku juga passion disitu. Okke fix jadi lah sebuah target dan proyek besar sekaligus misi yang harus kuemban demi bisa bisa merealisasikan cita-cita. Mulai menulis “SAPPK ITB 16” di banyak media yang kutemui, daftar passing grade hingga stalking akun ITB, koleksi foto2nya hingga ikut seminar dari para alumni ITB, dan tentu berdoa tiap hari pada Tuhan semoga pengorbananku tidak sia-sia.
Banyak saran-saran dari zenius yang kuterapkan dan ternyata bener-bener working, seperti dari ceritanya Bang Sabda yang dia dulu nya dianggep dodol sama gurunya, terus akhirnya balas dendam sampek akhirnya bisa tembus STEI ITB, dari yag dulunya IQ pas-pas an jadi bisa ditingkatin sampek 600 an, gua kaget banget. Waktu lagi butuh ide sama inspirasi beliau beli minyak ikan yang akhirnya gua ikut2an beli di apotek terdekat, dan ternyata ngefek bero, aku minum dua butir dan gabisa tidur, walau emang banyak ide dan inspirasi yang bisa terpikirkan. Nah sejak saat itulah aku tiap hari rutin mengkonsumsi sebutir pil minyak ikan sajaa.
Tantangan belajar zenius tuh elu harus bener2 ekstra sabar, soalnya dari sini kita istilahnya belajar mulai dari awal, dari yang dulunya belajar dengan pendekatan tekstual hapalan jadi anak yang belajar secara holistik dan kontekstual. Jadi dengan sistem ulangan blok dan tipe-tipe soal yang biasa dilakukan saat ujian berlangsung , awalnya aku tidak terbiasa dengan metode baru dengan zenius itu. Bayangin aja, sehari sebuah kelas dapet ulangan, besoknya satu angkatan udah tau soalnya. Temen2 laen pada bingung cari contekan dan bocoran, cari tempat duduk belakang dll. Terus aku inget kalo hasil belajar lo bakal sia-sia kan kalo lo ngelakuin hal-hal kotor kayak gini, alhasil bisa ditebak nilai ku hancur-hancur di awal2 semester sampek pertengahan akhir. Aku mulai frustasi dan stress, mulai mikir nih metode bang zen beneran bisa diterapin ga sih, kalo dari hasil survey2 dan pengalaman tahun2 lalu, dari zenius blog dan cerita tutor2 zenius banyak kejadian yang emang awal prosesnya kayak aku gini. Ibarat bersepeda, langkah paling berat adalah ketika kayuhan yang pertama, selanjutnya bisa lebih enteng kan. Dari yang awalnya bener-bener terseok-seok di awal, tapi asal dengan cara memahami yang benar, dan konsep yang mateng akhirnya masih bisa ngikutin juga aku ngerjain UAS semester 5 rasanya lancar jaya, karena soal UAS ga mungkin bocor kan?, jadi waktu temen-temen kesusahan buat ngerjain, dengan bekal penguasaan konsep dan tips2 zenius akhirnya UAS ku bener-bener lancar.
Awal semester enam benar-benar menjadi tantangan berat buatku, banyak agenda dan kegiatan yang harus aku lakukan di samping mengutamakan target utama sebagai salah satu dari ribuan pejuang ITB yang tanpa letih berjuang, tak kenal siang malam, tak peduli panas hujan menghadang, puasa atau berbuka demi tujuan mulia mencari PTN yang terbaik~, wetseh malah nyanyi. Jadi cerinya bener2 padet banget mulai uprak, ujian tulis sekolah, try out, intensif unas, hingga unas itu sendiri. Karena aku sadar kalo tahun ini UN ga dibikin syarat kelulusan, dan yang terpenting adalah, sekolah ga bakal tanggung jawab kalo lo ga lolos ke PT, mereka Cuma peduli kalo UN kita jeblok karena ngaruhi akreditasi sekolah kan.
Dari kesadaran itu porsi belajarku pun tetap terjaga mulai yang awalnya ikut-ikutan teman-teman untuk belajar UN yang kualitas soalnya 1/5 soal SBMPTN, jadi tetap mempertimbangkan untuk belajar soal-soal SBMPTN yang susahnya minta ampun badai. Karena emang gitu sistemnya namanya UN kan sifatnya Evaluasi, jadi ga salah kalo soalnya gampang dan kita bisa dengan waktu yang diberikan mengerjakan hampir seluruh soal. Lah tapi kalok SBMPTN kan beda, namanya juga Seleksi, jadi emang sistemnya sengaja mbikin kita supaya tangguh ngerjain soal-soal sesulit itu dengan waktu sesingkat-singkatnya. Upaya kerasku dimulai lagi, mulai dari nyicil-nyicil ngejar ketertinggalan materi yang dulu gua ga bisa waktu ngikuti pelajaran (kayak pelajaran fisika gelombang, matematika trigonometri, dll) sampek nyicil buat latihan soal SBMPTN yang mungkin sehari cuma  ngerjain 1 soal aja, itupun sering salah, sampai menjelang UNAS tiba bisa lumayanlah bisa sampek 3 soal dengan komposisi random bisa kukerjakan. Waktu UNAS berlangsung tuh rasanya kayak bukan UNAS sob, soalnya banyak banget bocoran yang beredar di seluruh penjuru kota. Karena sekolahku menggunakan sistem CBT dengan jangka waktu enam hari pengerjaan, sedangkan masih banyak sekolah lain yang menggunakan soal PBT namun hanya daam waktu tiga hari, Dan parahnya rata-rata temen-temen gua pada bingung nyari bocoran dan banyak dari mereka lancar ngerjainnya. Kalau aku ikut-ikutan kayak mereka berarti aku mengkhianati perjuanganku selama ini dong, apa gunanya dulu emak beliin xpedia kalau bingung cari bocoran soal kayak gini. Daan bisa ditebak hasil UN gua kayak apa tong, so pasti lebih rendah dari rata-rata keseluruhan temen-temen yang hampir semua pakek bocoran, remek (hancur) lah pokok e (tapi hampir semua emnag bilang UN taun ini susah2 kok, rata2 nasional juga turun drastis).
Okelah sekarang unas udah berlalu, seperti biasa aku langsung ngacir ke rumah demi bisa ketemuan sama xpedia kesayangan ku. Sebenarnya aku juga diikutkan orang tuaku untuk mengikuti sebuah LBB, namun aku merasa kurang pas dengan metodenya, sehingga agak malas-malasan bila berangkat untuk les, mending aku belajar via zenius yang bisa di pause-pause dan review sepuasnya. Tapi karena orang tua udah ngasih kan gak enak kalau aku males-malesan dan bolosan. Akhirnya “terpaksa” aku ikut bimbel yang menurutku monoton dan membosankan itu.
Hampir setiap kertas yang kutemui selalu kutulis target SAPPK 16, sampek baju dan celana training, yang akhirnya waktu aku keluar orang-orang liat tulisannya “SAPPK ITB 16” ya ga tau malu emang ya gua..., pakek spidol merah lagi. Yah, semua demi terwujudnya cita-cita besar itu. Pasca UNAS bener-bener agenda ku powerfull attack for glory , bangun tidur jam tiga, solat malam biar tetep ada suntikan emosional dan spiritual, ga lupa minum sebutir pil “steroid” minyak ikan . Ada juga tuh video2 yang memotivasi biar bisa lolos ITB dengan lihat2 video ospeknya, proses kuliahannya disana kayak apa dll, kebetulah nemu juga nih artikel yang bisa bikin kehidupan di sana terabstraksikan (lihat nih : https://www.zenius.net/blog/5541/kuliah-di-itb-institut-teknologi-bandung ). Habis gitu langsung buka soal2 kapita selekta zenius dijadwal biar merata, misal hari senin : matdas, tpa, fis, bio. Lengkap deh sama jam belajarnya biar teratur dan terkurikulum. Bikin grafik perkembangan nya misal sehari bisa ngerjain berapa soal, presentase kebenaran, jumlah soal terjawab salah dll. Berangkat ke LBB jam 9 pagi pulang jam 12, istirahat , habis asar review materi-materi dulu baru ngerjain soalnya sampek tidur jam 10 an biar tubuh tetap segar. Jadi inget pesennya Bang Sabda waktu itu yang bilang kalau lu mau lebih sehat, usahain jam set 12 sampek jam 2 malam lu udah tidur, soalnya di jam-jam itulah sel-sel darah merah kita ngerombak dan protein memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak. Gitu terooos sampek gua bener-bener nemuin kalimat “Selamat, Anda dinyatakan lolos SAPPK ITB”, sebelum itu gua sengaja ngevonis diriku sendiri biar ga ngerasain kenikmatan2 dunia dulu sebelum target tersebut tercapai (baca : sumpah ganesha).
Memang susah banget awalnya buat konsisten, kita juga manusia tentunya punya kebutuhan fisik, biologis, psikologis yang tentu harus dipenuhi. Karena aku bukan robot yang hanya menjalankan perintah tanpa sebab dan bisa bekerja terus-terusan tanpa henti. Sehingga jadwal yang aku rencanakan terkadang terdelay dan terbengkalai. Aku sering merasa kecapek an, serasa terjadi penimbunan pembuluh darah di kepala bagian belakang. Oke karena takut collapse aku pun tetap menjaga kesadaran dengan mengimbangi dengan istirahat yang cukup, setelah bangun rasanya lumayan mendingan. Namun aku sadar semua rasa capek itu akan terbayar setelah aku resmi di-terima di Istitut Terbaik Bangsa Teknologi Bandung .
Kemudian, yang namanya kita berproses tentu tak lengkap bila kita tidak melakukan “gladhi” SBMPTN, pasca UNAS pada rame banget tuh acara-acara semacam Try Out SBMPTN yang diselenggarain oleh berbagai PT di wilayahku, hampir tiap minggu bahkan. Untunglah setiap konten video dari xpedia maupun zenius.net selalu diselingi dengan motivasi-motivasi dan kata-kata kharismatik serta terkadang jokes yang ga garing sehingga rasanya belajar dari zenius gak mbosankan. Bang zen bilang kalau emang kita ingin cepet bisa berenang solusinya ya langsung terjun ke airnya, (Baca juga nih : https://www.zenius.net/blog/5726/kesalahan-gagal-masuk-universitas-kampus-ptn-sbmptn-snmptn ) blog yang banyak ngehasilin inspirasi buat ku. Jangan melulu teori teruuszz, alhasil gua rutin ngikutin kegiatan-kegiatan Try Out seperti itu dan lumayan emang efeknya. Kita jadi ngerti gimana rasanya langsung nyemplung di medan perang, ngerasain aroma persaingan yang nyata, bentuk soal, sistem penilaian, pengerjaan dan pengawasan. Nah, karena try out ini diselenggarainnya setiap minggu jadi aku bisa ngukur progress pencapaian prosesku menuju tanggal 31 Mei 2016. Try out pertama okelah gapapa masih 32% an, kedua naik dikit jadi 35% dst. Pernah coy waktu di Try Out bimbel aku tembus 60% an, jadi tumbuh percaya diri yang tinggi deh. Tapi ya gitu kan target PG ku 50%an, coz dari sumber-sumber internet PG jurusanku di ITB beda2 tiap sumber, ada yang ngatain 52%, ada yang 47%, yah setidaknya kita harus mematok nilai setinggi mungkin lah ya.
Oh ya btw selain SBMPTN kita juga ngerasain proses SNMPTN dulu, pengumuman nya tuh tanggal 9 Mei (mundur sehari dari jadwal yang sudah dicanangkan), aku dari awal emang sudah pasrah sih soalnya aku Cuma pernah ranking kelas sekali aja, padahal temen2ku yang milih ITB rata-rata mereka yang menduduki singgasana rangking paralel dan pengoleksi piagam2 bernilai jual tinggi. Ya yang namanya cita-cita tetep kan harus digantungin walau apapun yang menghadang. Demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan aku sengaja membuka hasil pengumuman itu sendirian tanpa mengajak orang tua. Yappay, pukul 13.00 pengumuman sudah bisa diakses, setelah seharian berdoa dan bersuci aku siap menerima bagaimanapun kenyataannya. Hitung mundur, Tiga, Dua, Satu, Noool, aku pencet submitt di website SNMPTN dan,,,, “Maaf, Anda dinyatakan tidak lolos........”, suasana hening seketika, keringat dingin bercucuran, dan langit tiba2 berubah menjadi mendung, hujan gerimis pun mulai turun. Aku terbaring meratapi langit2 kamar yang semakin suram dan kelabu. Memang sih aku udah siap menghadapi berbagai konsekuensi yang ada, tetapi tetep yang namanya rasanya ditolak oleh suatu instansi apalagi yang udah didambain sejak lama tentu rasanya nyesek banget ketimbang ditolak oleh gebetan. Orang tuaku memang sempat bertanya perihal pengumumanku, dan mereka tidak sedih dengan hasil tersebut, mereka senang karena sudah menilai usahaku selama ini, dan mereka yakin bahwa aku tetap bisa menggapai asa. Namun tenang, setelah meminum sebotol Big Cola rasa lemon dan menonton film di laptopku akhirnya naga kembali bangkit memancarkan magma penuh determinasi dan ambisi. Memang cukup banyak teman-teman dari SMA ku yang keterima SNMPTN, namun ITB hanya mengambil empat orang terbaik. Dan aku masih harus banyak berjuang lagi untuk pertarungan terakhir dan sesungguhnya di pentas SBMPTN tertanggal 31 Mei 2016.
Alhasil aku langsung menjalankan aktivitas seperti biasanya dengan mulai belajar, mereview materi dan mencoba banyak latihan soal, yang mana aku juga membeli buku latihan untuk SBMPTN yang ukurannya lumayan untuk membunuh seekor tikus. Kini kesempatanku satu-satunya tahun ini untuk tembus ITB tinggal SBMPTN mengingat di ITB tidak ada jalur mandiri dan tentu aku tidak ingin mengulang tahun depan karena hanya akan membebani orang tua dan merugi dalam usia. Oke masih ada 21 hari lagi menuju medan perang, pertarungan belum berakhir, masih ada kesempatan untuk berbenah, mengasah kapak, mengisi mesiu senapan dan merajut impian. Mari angkat sauh sisingkan lengan bahu, kibarkan bendera merah perjuangan.
Grafik-grafik terus terhampar di tembok-tembok kamarku, pemetaan-pemetaan lawan dan ringkasan materi yang bisa kubaca sebelum terlelap dan slogan-slogan motivasi agar pantang untuk mundur ku pampang dengan gagahnya di setiap sudut kamarku. Update perkembangan harian dan nilai hasil try out ku setiap minggu alhamdulillah relatif naik, kurasakan angin kemenangan nampaknya mulai berhembus ke arahku. Btw, aku di minggu terkahir sebelum SBMPTN sempat shock karena hasil try out terakhirku cuma 28% an, disitu aku benar-benar merasa khawatir dengan soal-soal penuh kejutan yang ada di peperangan nanti. Harap-harap cemas dan menerawang peluang lolos, aku masih sanggup. Kuputuskan untuk menuliskan SAPPK ITB di pilihan 1 (estimasi PG : 49%), SITH-R ITB pilihan 2 (estimasi PG : 43%), dan Fisika UB di pilihan 3 (estimasi PG : 35%), aku pilih SAPPK sebagai target utama setelah pertimbangan bakat minat kepribadian dan planning karir, SITH-R ITB, karena memang ada sedikit ketertarikan dengan dunia pengembangan pertanian bangsa, dan masih bisa kuliah di ITB nya. Sedangkan Fisika UB kutaruh sengaja kutaroh di pilihan 3 dengan pertimbangan ilmu murni dan kampus yang dekat menjadikan jikalau diterima di pilihan 3 aku masih bisa banyak belajar ilmu-ilmu eksak murni yang bisa menjadikanku lebih matang ikut SBMPTN tahun depan, data PG juga ga terlalu tinggi amat sih.
Akhirnya tibalah malam sebelum peperangan, tertanggal 30 Mei disaat teman-teman yang sudah diterima SNMPTN sedang sibuk untuk mempersiapkan daftar ulang di tempat impiannya masing-masing aku iseng-iseng membuka akun instagaramku, buka akunnya zenius education dan nonton video2 pesan-pesan terakhir dari para tutor2 zenius yang extremely kece. Ada bang Wisnu, Kak Wilona dll. Memberi wejangan sebelum berangkat ke medan pertarungan. Tetaplah rilex dan sekarang bukanlah saatnya buat belajar, sekarang waktunya santai-santai, menikmati indahnya malam, nonton film kumpul bareng, tapi tetep inget tidur jangan malem-malem biar besok bener-bener powerfull to glory . Alhasil aku nonton anime One Piece yang udah lama ga kutonton pasca “tragedi” Unas berdarah silam. Lepas itu aku langsung kembali mengecek kembali peralatan-peralatan terakhirku seperti alat2 tulis, kartu peseta, peta ruangan ujian dan tak lupa berdoa.
Fajar menjelang, butiran sinar raja siang menyembur genting-genting rumahku. Yosh udah seger abis mandi dan sholat subuh, jangan lupa menghabiskan seluruh ampas dalam tubuh biar nggak kebingungan waktu perang nanti, lanjut teros sarapan. Tinggal berangkat menuju panlok yang kebetulan bisa kutempuh dengan jalan kaki. Akhirnya aku berpamitan dengan kedua orang tuaku dengan penuh harapan dan doa disertai uang saku. Aku berangkat pukul 06.10, namun nampaknya tempat sudah sesak penuh oleh peserta lain yang sudah terlebih dahulu menghuni kota ini sejak jauh-jauh hari. Nampak wajah2 penuh kecemasan ketakutan serta kedinginan dari beberapa yang kutemui. Aku harus tetap tenang, tidak boleh gegabah. Aku langsung mencari tempat duduk sesuai nomor peserta dan menunggu instruksi lebih lanjut sembari berdoa dan bersenandung kecil.
Akhirnya panitia memberikan instruksi dan mulai membagikan naskah soal, aku tetap tenang menerimanya tanpa membukanya sebelum ada instruksi selanjutnya, karena khawatir didiskualifikasi. Akhirnya peperangan dimulai, langsung aku buka bagian TKPA yang TPA karena aku inget saran Bang Sabda, kerjain yang elo paling kuasai secepat mungkin. Pola TPA nya emang waktu itu beda kayak latihan-latihan ku biasanya, namun kembali disini kekuatan konsep dan pengaruh pola pikir yang di asah oleh Xpedia emang yang menjadi pembeda. Alhasil kendati polanya beda-beda tetep aku bisa lumayan lancar buat ngerjainnya. Lanjut aku mengerjakan bagian Bahasa Indonesia, memang kebanyakan orang nganggep susah Bahasa Indonesia karena dirasa jawabannya ambigu dan ga pasti. Namun menurutku asal kita tau triknya gerjain soal-soal bahasa bisa tuh diakalin, mulai memindai cepat, nyari kalimat penting, garis besar, alternatif peluang jawaban dll. Setelah itu aku ngerjain Matdas, dengan pendekatan banyak dari cara-cara zenius aku bisa jawab sekitar 9 soal dari 15 soal, terus Bahasa Inggris sekitar 7 aja karena aku emang agak lemah di Bahasa Inggrisnya.
Berkesudahan pula ronde pertama SBMPTN, ada waktu sedikit istirahat untuk turun minum meregangkan sendi-sendi yang tegang dan kaku, meraut persenjataan serta menghela napas. Datanglah kini musuh yang lebih kuat yakni TKD, disini benar-benar ajang pembeda antara mereka yang memiliki persiapan berperang dan tidak, antara mereka yang tekstual dan konseptual. Oke kuangkat pedangku pensil 2B ku dan dengan memindai cepat kuamati bentuk2 soal secara menyeluruh dan kulihat hampir semua soal mempunyai bobot kesulitan yang sama sehingga aku tetap menggunakan metode untuk mengerjakan dari ilmu yang paling aku kuasai dulu, yaitu dengan urutan fisika (terjawab 13 soal), Biologi (terjawab 12 soal), Mat Ipa (terjawab 7 soal), dan Kimia (terjawab 9 soal). Peluit panjang pun dibunyikan, diikuti seluruh peserta semua meletakkan pensil masing-masing. Selepas itu aku langsung merangkak berjalan pulang dengan penuh kelelahan.
Oh iya, selain SBMPTN aku juga mengikuti seleksi lain, yaitu UTUL UGM yang diselenggarakan tanggal 5 Juni 2016, aku memilih prodi Perencanaan Wilayah Kota dan Geofisika. Tempat tesnya ada di Yogya yang akhirnya aku harus ada pengorbanan dulu untuk pergi ke sana. Setelah aku ngerjain dengan metode seperti SBMPTN, aku menyimpulkan bahwa soal UTUL lebih mudah ketimbang SBMPTN, sebenarnya aku mengikuti UTUL hanya karena supaya ada cadangan saja bila kemudian Nauzdubillah SBMPTN gua ga lolos -____-.
Okedeee, peperangan sudah berakhir, kini tinggal berpesta berdoa dan menunggu hasil. Sedikit curhat gapa nih ya, sekitar seminggu setelah UTUL aku jatuh sakit, tulang-tulangku serasa nyeri sekali. Di Malam hari aku tidak bisa tidur karena tangan dan kakiku terasa sangan linu, Aku sering meraung kesakitan di waktu malam hingga membangunkan tetangga. Lambat laun kulihat di sela-sela lutut dan jemariku nampak beberapa benjolan yang sepertinya menjadi sumber rasa nyeri, setelah diperiksakan ke dokter aku divonis terkena penyakit arthritis (radang sendi), kadar asam urat ku sangat tinggi. Dokter mengatakan bahwa penyebabnya adalah kurangnya olahraga (gerak) dan sering terkena suhu dingin, kurang tidur malam. Yap semenjak persiapan SBMPTN aku memang tak pernah berolahraga, dan tidur terkadang larut malam serta belajar dini hari. Beruntung atas resep dokter dan terapi olahraga ringan tiap hari aku akhirnya pulih seminggu kemudian. Yah begitulah efek dari perjuangan menegakkan ikrar sumpah ganesha...
Dengan segenap perjuangan dan tumpah darah akhirnya tibalah hari yang dinanti-nantikan para segenap pemimpi dan rekan-rekan seperjuangan lainnya. Yakni pengumuman tanggal 28 Juni aku menghamparkan laptop di ruang tamu, mengajak kedua orang tuaku turut menyaksikan detik-detik berharga ini, sebuah momen yang akan mengubah banyak hal dalam sisi-sisi kehidupan keluarga ini. Bapak di kiriku dan ibu di kananku, setelah kami bertiga berdoa bersama-sama sembari memegang tubuhku, dengan perlahan-lahan kubuka tombol submitt pengumuman, kakakku yang ada di kamarpun ikut tegang dan terdiam. Tiga, duaah, sattuuuh, duaar, “Selamat, Anda dinyatakan lolos SBMPTN 2016, Program Studi dimana anda diterima adalah : Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, kampus ganesha....”. Alhamdulillaaaah, ribuan puji syukur ku hanturkan kepada Tuhan sebesar-besarnya, aku menangis bahagia di siang yang suasananya gerimis rintik itu aku memeluk ibuku dan bapakku, ini semua seperti mimpi dan sayangnya ini ternyata bukanlah mimpi, ini nyata. Yay, Aku sekarang resmi jadi anak ITEBEEEH Everibadeeeeeeh..... . Mungkin karena jeritan histerisku hingga beberapa teman kakakku yang ada di beranda rumah turut menanyakan apa yang terjadi sebenarnya, hehehe.
Tangis kebahagiaanku usai bersamaan dengan hujan yang berhenti turun, senyumku terkembang bersamaan dengan pelangi yang mulai terhampar. Hari itu benar-benar hari bersejarah dalam hidupku setelah hari kelahiranku sendiri. Yap aku benar-benar merasakan hukum alam bahwa siapa yang kuat yang akan bertahan dan yang lemah akan tersingkirkan, ini baru awal dari semuanya. Beginilah proses , usaha memang tidak akan menghianati hasil. Seharian hingga malam aku tidak bisa menahan kegembiraan ini, aku insomia walau tidak mengkonsumsi pil minyak ikan. Esoknya Ibuku membuat acara syukuran dengan membagi-bagikan makanan kepada tetangga dan saudara. Dengan cepat berita ini menyebar ke seantero kampungku, memang, di wilayahku tak banyak anak yang bisa mengenyam pendidikan sarjana, terlebih menembus ke PTN favorit seperti ITB. Alhasil seminggu itu aku menjadi buah bibir warga RW 02. Aku bersyukur bisa turut berkontribusi menyebarkan kabar baik untuk warga-warga ini.
Terlepas dari semua lautan kebahagiaan itu, aku benar-benar berterima kasih kepada kedua orang tuaku yang rela membiayai seluruh perjuangan ini, yang senantiasa mensupport serta ada di saat aku sakit dan bahagia, tanpa kalian aku tak akan merasakan semua sejarah emas ini Pak, Bu. Juga pada Habib-Senpai yang pertama kali mengenalkan program zenius learning dan revolusi belajar dari Xpedia yang luar biasa efeknya, Plus tak lupa para pahlawan-pahlawan tanpa tanda jasa dari tutor-tutor keren zenius, Bang Sabda P.S. , Bang Wisnu, tutor kimia, fisika, biologi, TPA, Bahasa yang aku belum mengenal namanya namun jasa kalian terhadap revolusi berpikir generasi baru negeri ini benar-benar luar biasa, merombak kebodohan, perangi keputus-asaan. Mengukir cita-cita, mewujudkan asa anak negeri demi pendidikan dan kemajuan bangsa. Serta tak lupa rekan-rekan (Dani, Santos, Diki, Rosda, Lula, Agis dll) dan para guru LBB yang setia menemani pagi perjuanganku hingga kita sekarang sama-sama menyongsong dunia baru. I am coming Kampusss Gajaahhh!!!!. For all of you, aku bener-bener ngucapin terimakasih yang sebesar-besarnya. U Are de Real MVP. Teruslah melaju, tetaplah berkarya, Jayalah selalu Zenius......



 Dan ini dia partner perjuangan sekaligus booster biar bisa tembus ITB, Plus sama member zenius club dan net nya
 

Ini Gue waktu ikutan acara Ganesharing Day, sekalian masang Jasnya biar aroma perjuangannya bener2 kerasa
Nih Si Habib-Senpai, Awal kali ku mengenal Xpedia dari beliau




               

1 komentar:

Popular Posts

Blogger templates

Hak cipta hanya milik ALLAH. Diberdayakan oleh Blogger.

Komentar

Gunakanlah Bahasa yang santun dan bersifat membangun, terimakasih :)

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Paling Dilihat